Tewasnya Usamah bin Ladin masih menjadi pembahasan di Pakistan. Mulai dari pembahasan serius yang melibatkan banyak analis teror dan keamanan, hingga ke pembahasan ringan yang penuh humor. Seperti yang ditulis oleh salah satu kolumnis senior harian terkemuka di Pakistan, Dawn, Nadeem F Paracha. Dia menulis artikel dalam bentuk wawancara tanya jawab, mengulas soal tewasnya Usamah.
Yang membuat artikel unik ini adalah, Paracha membuatnya jadi semacam wawancara imajiner antara Usamah dengan paranormal yang bisa berkomunikasi dengannya. Berikut kutipan artikel berjudul ‘Dead Man and The Sea’ yang mendapat ratusan tanggapan itu:
Kami meminta bantuan cenayang Abdul Qadir Awami Badami untuk menghubungkan kami dengan roh Usamah bin Ladin. Kami ingin bertanya pada Usamah, apa sebenarnya yang terjadi di malam penyergapan oleh US Navy SEALS di Abbottabad itu.
Abdul Qadir Awami Badami (AQAB): Usamah, bisakah Anda mendengar saya?
Usamah bin Ladin: Ya..ya.. Di mana saya?
Usamah bin Ladin: Ya..ya.. Di mana saya?
AQAB: Anda ada di dasar laut Usamah
Usamah: Laut? Oh pantas.. di sini banyak ikan. Apakah saya sudah meninggal?
Usamah: Laut? Oh pantas.. di sini banyak ikan. Apakah saya sudah meninggal?
AQAB: Ya, sepertinya
Usamah: Hmm.. Bagaimana saya bisa meninggal?
Usamah: Hmm.. Bagaimana saya bisa meninggal?
AQAB: Kami berharap Anda yang bisa menceritakan itu pada kami…
Usamah: Yang saya ingat saat itu hari sudah malam. Saya menunggu pesuruh saya membawa makan malam. Lalu saya mendengar suara helikopter. Saya kira itu pesuruh saya membawa makan malam. Mungkin dia ada rencana membuat pesta kejutan untuk saya. Saya tentu saja senang kalau itu benar. Tapi…
Usamah: Yang saya ingat saat itu hari sudah malam. Saya menunggu pesuruh saya membawa makan malam. Lalu saya mendengar suara helikopter. Saya kira itu pesuruh saya membawa makan malam. Mungkin dia ada rencana membuat pesta kejutan untuk saya. Saya tentu saja senang kalau itu benar. Tapi…
AQAB: Pesuruh Anda kerap membawakan makan malam?
Usamah: Ya..ya.. Saban Senin dan Selasa dia membawa Biryani. Rabu dia membeli ayam chowmein. Kamis steak. Sabtu dan Ahad kami makan sayuran.
Usamah: Ya..ya.. Saban Senin dan Selasa dia membawa Biryani. Rabu dia membeli ayam chowmein. Kamis steak. Sabtu dan Ahad kami makan sayuran.
AQAB: Loh Jumat makan apa?
Usamah: Oh Jumat saya yang memasak. Istri saya pandai memasak jadi kami makan malam bersama-sama.
Usamah: Oh Jumat saya yang memasak. Istri saya pandai memasak jadi kami makan malam bersama-sama.
AQAB: Oh begitu. Jadi mereka tahu Anda bersembunyi di Abbottabad?
Usamah: Loh tentu saja. Kan mereka istri saya!
Usamah: Loh tentu saja. Kan mereka istri saya!
AQAB: Bukan, maksud kami, pesuruh itu. Apakah dia tahu Anda Usamah?
Usamah: Oh.. saya kira. Tidak. Menurut mereka, saya hanyalah pebisnis Arab yang berurusan dengan peternakan unta dan ekspor impor.
Usamah: Oh.. saya kira. Tidak. Menurut mereka, saya hanyalah pebisnis Arab yang berurusan dengan peternakan unta dan ekspor impor.
AQAB: Betulkah? Mereka tidak mencek lagi profil Anda?
Usamah: Mereka tidak bisa mendeteksi saya. Oh tadi Anda katakan saya bersembunyi.
Usamah: Mereka tidak bisa mendeteksi saya. Oh tadi Anda katakan saya bersembunyi.
AQAB: Ya. Bukankah betul Anda bersembunyi?
Usamah: Tidak sama sekali!
Usamah: Tidak sama sekali!
AQAB: Kalau tidak bersembunyi, kok pemerintah AS butuh waktu 10 tahun menemukan Anda?
Usamah: Ah.. Pemerintah AS itu bodoh. Mereka tak tahu apa-apa soal gua.
Usamah: Ah.. Pemerintah AS itu bodoh. Mereka tak tahu apa-apa soal gua.
AQAB: Tapi Anda kan tidak sedang bersembunyi di gua!
Usamah: Ah teman, saya beritahu ya.. Seluruh Pakistan itu seperti satu gua yang besar.
Usamah: Ah teman, saya beritahu ya.. Seluruh Pakistan itu seperti satu gua yang besar.
AQAB: Kalau begitu, apakah orang-orang Pakistan tahu Anda bersembunyi di negara mereka
selama ini?
Usamah: Teman.. Mereka bukan orang Pakistan kalau mereka tidak tahu.. Hehe..
AQAB: Ceritakan pada kami tentang persembunyian Anda di Pakistan
Usamah: Di Pakistan mengingatkan saya akan rumah
Usamah: Di Pakistan mengingatkan saya akan rumah
AQAB: Arab Saudi maksudnya?
Usamah: Bukan, Afghanistan. Hanya saja Pakistan lebih baik karena banyak mobil dan lift.
Usamah: Bukan, Afghanistan. Hanya saja Pakistan lebih baik karena banyak mobil dan lift.
AQAB: Tapi Anda kan warga Saudi
Usamah: Pertama-tama saya adalah Muslim.
Usamah: Pertama-tama saya adalah Muslim.
AQAB: Anda adalah Alqaidah. Anda dan Taliban, rekan Anda, telah membunuh ribuan warga Pakistan yang beragama Muslim. Bagaimana Anda menanggapi hal ini.
Usamah: Mereka (korban) adalah Muslim yang buruk.
Usamah: Mereka (korban) adalah Muslim yang buruk.
AQAB: Anda terdengar seperti George W Bush.
Usamah: Ah.. Bush. Dia memang mitra bisnis yang baik. Tapi ini penggantinya, Obama ternyata sosok yang berbeda.
Usamah: Ah.. Bush. Dia memang mitra bisnis yang baik. Tapi ini penggantinya, Obama ternyata sosok yang berbeda.
AQAB: Beda? Maksudnya? Dalam kebijakan dan strategi?
Usamah: Oh tidak. Maksud saya beda dalam warna. Obama kan hitam.
AQAB: Tapi dia tetap manusia!
Usamah: Oh tidak. Maksud saya beda dalam warna. Obama kan hitam.
AQAB: Tapi dia tetap manusia!
AQAB: Amerika telah mengubur Anda di laut
Usamah: Wah kok bisa? Apakah Obama sudah masuk Islam? Saya terkejut, kok Amerika tahu kelompok kami tak ingin dikubur dengan penanda. Tapi saya cukup senang dikubur di laut. Sebab kalau tidak, pasti akan ada prasasti besar di makam saya, dan orang-orang akan datang untuk memujanya.
Usamah: Wah kok bisa? Apakah Obama sudah masuk Islam? Saya terkejut, kok Amerika tahu kelompok kami tak ingin dikubur dengan penanda. Tapi saya cukup senang dikubur di laut. Sebab kalau tidak, pasti akan ada prasasti besar di makam saya, dan orang-orang akan datang untuk memujanya.
AQAB: Anda senang terhadap apa yang Obama lakukan pada Anda?
Usamah: Oh ya! Tapi minus tembakan di kepala saya ya.
Usamah: Oh ya! Tapi minus tembakan di kepala saya ya.
AQAB: Oh jadi Anda ingat Anda ditembak di kepala?
Usamah: Well yang saya ingat sih saya tiba-tiba kena sakit kepala yang amat sangat. Tahu-tahu kepala saya sudah bolong.
Usamah: Well yang saya ingat sih saya tiba-tiba kena sakit kepala yang amat sangat. Tahu-tahu kepala saya sudah bolong.
AQAB: Apakah Pakistan terlibat dalam pembunuhan Anda?
Usamah: Well, ya. Setidaknya mereka menunda mengantar makan malam saya saat itu. Jadi saya tertembak dalam kondisi perut kosong. Sial!
Usamah: Well, ya. Setidaknya mereka menunda mengantar makan malam saya saat itu. Jadi saya tertembak dalam kondisi perut kosong. Sial!
AQAB: Jadi Pakistan tahu di mana Anda bersembunyi?
Usamah: Wah orang Pakistan saja tidak tahu di mana mereka berada. Apalagi saya. Eh..Apa kata media-media di Pakistan?
Usamah: Wah orang Pakistan saja tidak tahu di mana mereka berada. Apalagi saya. Eh..Apa kata media-media di Pakistan?
AQAB: Beberapa pembawa beritanya tampak terkejut dan sedih.
Usamah: Oh ya. Beberapa dari mereka pernah bekerja sebagai tukang masak dan tukang pijit saya.
Usamah: Oh ya. Beberapa dari mereka pernah bekerja sebagai tukang masak dan tukang pijit saya.