Wernher von Braun:  ikon NASA dan mantan perwira SS Nazi
Enam puluh tahun lalu Amerika  Serikat merekrut para ilmuwan Nazi untuk memimpin sejumlah proyek yang  mempelopori persaingan untuk menguasai angkasa luar.
Para ilmuwan itu memberi Amerika  teknologi canggih yang sampai saat ini masih memajukan program angkasa  luar NASA.
Namun kemajuan itu memiliki  beban moral.
Pada akhir Perang Dunia Kedua  rahasia teknologi Nazi Jerman menjadi incaran.
Pihak Sekutu berusaha  mengambilalih sebanyak mungkin peralatan dan para ahli sambil mencegah  negara-negara lainnya melakukan hal serupa.
Pencapaian teknologi Jerman  mengejutkan para ilmuwan Sekutu yang ikut dengan pasukan invasi ke  Jerman pada tahun 1945.
Roket supersonik, gas syaraf,  pesawat terbang jet, rudal jelajah, teknologi stealth dan bahan lapis  baja yang lebih keras adalah beberapa teknologi terobosan yang  dikembangkan di dalam laboratorium dan pabrik Nazi, bahkan saat Jerman  hampir kalah perang.
Amerika Serikat dan Uni  Soviet-lah, pada awal-awal Perang Dingin, yang bersaing dan berpacu  dengan waktu untuk menemukan rahasia ilmiah Hitler yang belum terungkap.
Pada Mei 1945, pasukan legiun  Stalin berhasil menguasai beberapa laboratorium penelitian atom di  Institut Kaiser Wilhelm yang terkenal di pinggiran Berlin.
Ini memberi mereka teknologi  yang kemudian digunakan untuk membangun gudang senjata nuklir Soviet.
Pasukan Amerika memindahkan  rudal-rudal V-2 dari kompleks besar di Nordhausen, yang dibangun di  bawah Pegunungan Harz di Jerman Tengah, beberapa saat sebelum Uni Soviet  mengambilalih pabrik itu yang kemudian menjadi daerah yang dikuasai  Soviet.
Tim yang membangun V-2, pimpinan  Wernhre von Braun, juga jatuh ke tangan Amerika.
Kejahatan
Tidak lama kemudian Mayor  Jenderal Hugh Knerr, wakil panglima pada Angkatan Udara AS di Eropa  menulis: "Pendudukan lembaga ilmiah dan industri Jerman mengungkapkan  kenyataan yang mengejutkan bahwa kami sangat terbelakang dalam banyak  lapangan penelitian."
"Kalau kami tidak meraih  kesempatan ini untuk menguasai alat dan otak yang mengembangkan  teknologi itu dan mempekerjakan mereka, kami akan tetap tertinggal  bertahun-tahun."
Karena dimulailah Proyek  Paperclip, operasi Amerika yang merekrut von Braun dan lebih dari 700  ilmuwan lainnya yang dibawa dari Jerman.
Tujuan proyek itu sederhana:  "Untuk mempergunakan ilmuwan Jerman bagi penelitian Amerika dan untuk  mencegah sumber ilmiah itu jatuh ke tangan Uni Soviet."
Arthur Rudolph:  "100% Nazi"
Perkembangan pun berjalan cepat.  Presiden Truman memberi ijin bagi Proyek Paperclip di bulan Agustus  1945 dan pada 18 November, sekelompok ilmuwan Jerman pertama sampai di  Amerika.
Tetapi ada satu masalah. Truman  memerintahkan bahwa siapapun yang didapati sebagai "anggota partai Nazi  dan berperan dalam kegiatannya, atau pendukung aktif militerisme  Nazisme" tidak akan diijinkan.
Menurut kriteria tadi bahkan von  Braun sendiri, orang yang bertanggungjawab atas pemotretan di Bulan,  seharusnya tidak boleh bekerja untuk Amerika.
Dia adalah anggota berbagai  organisasi Nazi dan memegang jabatan di pasukan khusus Nazi, SS.
Catatan intelijen awal tentang  von Braun menyebut pria itu sebagai "resiko bagi keamanan".
Dan rekan-rekan von Braun  termasuk:
* Arthur Rudolph, kepala operasi  di Nordhausen, tempat 20.000 buruh paksa tewas saat membuat rudal V-2.  Dia memimpin tim yang membangun roket Saturnus V. Dia digambarkan  sebagai "100% Nazi, orang yang berbahaya".
* Kurt Debus, ahli peluncuran roket, juga perwira SS. Laporan  tentang Debus menyatakan: "Dia harus ditahan karena mengancam keamanan  Pasukan Sekutu."
* Hubertus  Strughold, yang kemudian dikenal sebagai "bapak obat-obatan angkasa  luar", yang merancang sistem penyokong kehidupan di pesawat angkasa  Nasa. Beberapa bawahannya melakukan "percobaan" manusia di kamp Dachau  dan Auschwitz, tempat tahanan dibekukan hidup-hidup dan ditempatkan di  ruangan bertekanan rendah. Banyak dari mereka yang kemudian meninggal.
Semua pria ini dibolehkan  bekerja untuk Amerika, kejahatan dituduhkan terhadap mereka ditutupi dan  latar belakang mereka diputihkan oleh militer Amerika yang berambisi  memenangkan Perang Dingin.
Enam puluh tahun kemudian,  warisan Proyek Paperclip masih sangat penting.
Dengan karbon penyerap radar  yang pada kayu lapis dan sayap tunggal yang mulus ke belakang, Horten Ho  229 dari tahun 1944 buatan Jerman dapat dikatakan sebagai pesawat  terbang stealth yang siluman pertama.
Pembom siluman  stealth: ikuti rancangan Jerman tahun 1944
Militer AS memberi satu contoh  pesawat kepada Northrop Aviation, perusahaan yang kemudian memproduksi  pesawat pemboman siluman B-2 yang bernilai 2 milyar dolar, yang dijiplak  dari kapal Horten satu generasi kemudian.
Rudal jelajah masih menggunakan  rancangan rudal V-1 dan mesin scramjets yang memotori pesawat hipersonik  canggih Nasa X-43 dapat diwujudkan berkat teknologi jet Jerman.
Dokumen Proyek Paperclip yang  masih dirahasiakan membuat berbagai kalangan termasuk Nick Cook,  konsultan teknologi angkasa luar di mingguan Jane's Defence,  berspekulasi bahwa Amerika mungkin telah mengembangkan teknologi maju  Nazi lainnya termasuk alat anti gravitasi, yang merupakan sumber energi  berjumlah besar.
Meskipun kesuksesan Proyek  Paperclip tidak diragukan lagi, banyak orang akan memilih untuk  mengingat ribuan orang yang tewas demi mengirim manusia ke angkasa luar.
Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2005/11/051126_nazispace.shtml
Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2005/11/051126_nazispace.shtml
