MENGENAL AROMATHERAPY
Sejarah Singkat Aromaterapi
Aromaterapi sudah dikenal dan digunakan oleh penduduk dari Yunani, Romawi, dan Mesir kuno sejak 6000 tahun yang lalu.
Para tabib Imhotep di Mesir menggunakan minyak esensial (minyak atsiri) untuk mandi, pijat, serta pembalseman mayat.
Imhotep adalah dewa Mesir yang berperan dalam pengobatan dan penyembuhan. Kemudian Hippocrates, yang dikenal sebagai bapak kedokteran moderen, juga menggunakan aromaterapi untuk mandi dan pijat.
Selain itu, Hippocrates menggunakan aromatic fumigations untuk menyingkirkan wabah penyakit yang terjadi di Athena.
Pada tahun 1930, era moderen aromaterapi dimulai ketika ahli kimia Perancis, Rene Maurice Gattefosse, menciptakan istilah aromaterapi dalam penggunaan minyak esensial untuk terapi.
Rene tertarik akan manfaat minyak lavender yang mampu menyembuhkan luka bakar pada tangannya tanpa meninggalkan bekas apapun.
Kemudian dia mulai menyelidiki efek dan manfaat lain dari minyak esensial dalam penyembuhan dan psikoterapi.
Selama perang dunia II, Dr Jean Valnet, ahli bedah tentara Perancis menggunakan minyak esensial sebagai antiseptik.
Kemudian kegunaan aromaterapi ditingkatkan sebagai terapi yang holistik oleh Madame Marguerite Maury. Dia mulai meresepkan minyak esensial sebagai obat untuk pasien-pasiennya.
Madame Marguerite Maury adalah orang yang dianggap berjasa dalam penggunaan minyak esensial moderen untuk pemijatan.
Aromaterapi dapat memberikan efek terbaik ketika digunakan secara bersamaan melalui pikiran dan tubuh.
Manfaat, Cara Kerja, & Penggunaan Aromaterapi
Secara harfiah, aromaterapi berarti pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan aroma.
Aromaterapi menjadi pengobatan holistik dengan menggunakan minyak esensial (minyak atsiri) yang memiliki aroma menyenangkan seperti mawar, lavender, lemon, atau peppermint.
Minyak esensial untuk aromaterapi bisa ditambahkan untuk mandi ataupun pijat. Selain itu, aromaterapi juga bisa dihirup langsung atau disebarkan ke seluruh ruangan.
Aromaterapi dapat digunakan untuk menghilangkan nyeri, perawatan kulit, mengurangi ketegangan dan kelelahan, serta memperkuat kondisi tubuh secara keseluruhan.
Minyak esensial dapat memengaruhi suasana hati, mengurangi kelelahan, mengurangi kecemasan, dan merangsang relaksasi. Ketika dihirup, minyak esensial bekerja pada otak dan sistem saraf melalui stimulasi dari saraf penciuman.
Minyak esensial diekstrak dari tanaman, bunga, pohon, buah-buahan, kulit kayu, rumput, serta biji yang memiliki sifat terapeutik, psikologis, dan fisiologis yang spesifik, yang dapat meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit.
Terdapat sekitar 150 minyak esensial. Sebagian besar minyak esensial ini memiliki sifat antiseptik; beberapa antivirus, anti-peradangan, penghilang rasa sakit, antidepresi, dan ekspektoran.
Sifat lain dari minyak esensial yang menjadi kelebihan aromaterapi adalah kemampuan merangsang relaksasi, memperbaiki pencernaan, dan sifat diuretik.
Untuk mendapatkan manfaat dari minyak esensial secara maksimal, maka bahan baku minyak esensial tersebut harus murni dan alami.
Oleh karena itu, minyak yang terbuat dari bahan sintetis tidak akan memberikan bermanfaat untuk kesehatan.
Dalam pengobatan alternatif, aromaterapi merupakan salah satu bidang yang paling cepat berkembang di masyarakat.
Saat ini, aromaterapi sudah banyak digunakan di rumah, klinik, dan rumah sakit untuk berbagai tujuan.
Beberapa contoh penggunaan aromaterapi diantaranya adalah untuk mengurangi rasa sakit pada saat persalinan, menghilangkan rasa sakit akibat kemoterapi pada pasien kanker, dan rehabilitasi pasien jantung.
Hingga akhirnya aromaterapi secara perlahan menjadi mainstream di masyarakat. Salah satu contoh nyata di Jepang, para insinyur mulai menggunakan sistem aromaterapi pada gedung perkantoran.
Mereka menggunakan aroma lavender dan rosemary untuk area pelanggan dengan tujuan memberikan efek yang menenangkan pelanggan saat menunggu.
Sedangkan aroma lemon digunakan di area counter teller bank untuk menjaga para staf dan teller bank tetap segar serta waspada.